Minggu, 08 Mei 2011

FF oneshot - is your love, plus my love, supa luv (part end)

Title                : Is your love? Plus my love, supa luv.. (part end)
Author            : Syifa Nur Afifah a.k.a Ahn Neulhyo
Genre             : Romance
Rating             : G
Length            : 2shot
Main Casts     : Ahn NeulHyo, Han DaeRa <<DaeHyo couple (hahaha)>>

Cast                : SoHyun - 4minutes (rada nyasar dikit)

Author’s Note : annyeong, ini last part dari DaeHyo couple. Dalam rangka melepas kejenuhan belajar buat ujian, author sempatin buat ff ini (saya baik bukan?). sebenernya ini bukan fanfic. Cuma cerita fiksi biasa yang sengaja dikorea-koreakan. Han DaeRa kan bukan artis. ^^

Oke. Bagi yang keberatan ditag, boleh minta remove kok. Bagi yang udah baca, jangan cuma like aja. Kasi komentar yah. Biar author tau FFnya aneh atau gimana..
Gomawoo..
Happy reading..
-----------------------------

~~Yeah ~ See what I’m trying to say baby
 is your love?
plus my love
Supa luv
You know you want it.. how that sound ?~~

------------------------------

_Preview part_

“sudahlah, kau hubungi saja orang tuamu. Nanti aku yang akan mengantarmu pulang. Sekarang kita kemobil” ajak DaeRa sambil menjulurkan tangannya pada Neulhyo.

“ne, joha.” Neulhyo menerima uluran tangan DaeRa dan berdiri.

Sejenak sepertinya DaeRa terlihat kaget karena Neulhyo mau menerima uluran tangannya itu. “nde?” Tanya Neulhyo lagi.

“ah, aniyeo. Kajja jagiya! Hahahaha..” ujar DaeRa sambil tertawa.

“ya! Aish! Mwoya jinjja~” desis Neulhyo sambil mensejajarkan langakah DaeRa yang terbilang cepat.

DEG!

------------------------------------------------------------------------

@rumah DaeRa

_DaeRa’s POV_

Aku memarkinkan mobilku digarasi. Dan kemudian aku membukakan pintu untuk Neulhyo.

“gomawo” ujarnya sembari keluar dari pintu mobil.

“kajja. Eommaku sudah menunggu didalam” kataku sambil menggenggam tangan Neulhyo.

Kami berdua berjalan melewati teras dan akhirnya sampai pada ruang tamu rumahku. Sial. Yeoja itu sudah ada di ruang tamu bersama eomma.

Aku menoleh pada Neulhyo yang berada disampingku. Dia melihatku balik dan menunjukkan tatapan mata yang seolah-olah berkata ‘apakah itu yeoja yang kau maksud?’.

Kuanggukkan kepala dan aku semakin mempererat genggaman tanganku pada yeoja ini.

“annyeonghaseyo, eomma. Saeng.” Ujarku sambil sedikit membungkuk.

“ne. silahkan masuk DaeRa-ssi” ujar eomma mempersilahkan masuk.

Kami berdua lalu duduk disalah satu sofa disana. “eomma, kenalkan. Ini Neulhyo, dia adalah yeojachinguku.” Ujarku memperkenalkan Neulhyo.

“MWO?” bentak SoHyun tiba-tiba. Yap, calon tunanganku ini memang seorang SoHyun dari girlband 4Minutes. Sayangnya, aku tak mencintainya sama sekali walaupun dia sudah dekat denganku sejak setahun yang lalu.

“wae?” kataku masih dengan suara datar.

“a.. apa maksud oppa dengan membawa yeoja itu kemari kemudian berkata ‘dia yeojachinguku’ didepanku?” tanyanya. Terlihat matanya mulai berkaca-kaca.

“aku yang mengajaknya kemari, SoHyun-aa” ujar eomma.

“waeyo, eomma?” ujar SoHyun lagi.

Cih, eomma katanya? Memangnya, siapa dia?

“aku ingin membatalkan pertunangan ini, SoHyun-a” ujarku dingin.

_DaeRa’s POV end_

--------------------

_NeulHyo’s POV_

“aku ingin membatalkan acara pertunangan ini, SoHyun-a” ujar DaeRa oppa.

“mwo? Tapi.. tapi kenapa?” ujar SoHyun yang sudah tak bisa membendung air matanya itu. Tangisnya tumpah.

“see, karena aku sudah memiliki yeojachingu.” Ujar DaeRa oppa sambil menunjukku. Oke, sekarang aku benci berada diposisi ini.

“oppa.. aku kecewa padamu!! Aku kira kau akan mulai menyukaiku. Ternyata tidak! Yasudah, terserah apa kata oppa. Aku tak ingin melihatmu lagi! Hiks… hiks…” ujarnya sambil berdiri dari tempat duduknya itu. Lalu dia berlari dan keluar dari rumah dan tak lama kemudian terdengar suara mobil berjalan.

“hhh.. akhirnya” ujar DaeRa oppa dengan suara yang sangat kecil, tapi terdengar olehku.

“kurasa kau terlalu berlebihan untuk mengusirnya” ujarku pada DaeRa oppa sambil menoleh kearahnya.

“gwenchana. Dia pantas untuk mendapatkannya setelah selama ini dia mengganggu hidupku dengan sikap manjanya itu” kata DaeRa oppa.

“ooh..” aku mengangguk mengerti.

“jadi, gimana eomma? Apa kau setuju dia menjadi yeojachinguku?” Tanya DaeRa oppa pada eommanya lagi.

“berapa usiamu, Neulhyo-ssi?” Tanya Ny.Han itu padaku.

“de.. delapan-belas. Tiga bulan lagi genap Sembilan-belas.” Ujarku sambil berusaha tersenyum.

“nee~ araseo. Kau sekampus dengan anakku?” Tanya Ny.Han lagi.

“aniyeo. Aku di Hanyang university.” Ujarku.

Ny.Han mengangguk-angguk mengerti. “aku akan mengizinkan kalian berdua berpacaran. Hanya saja, kau DaeRa. Kau harus meminta maaf pada SoHyun karena sepertinya dia sangat sedih” ujar Ny.Han.

“jinjja? Ah, gomawo eomma~ baiklah, aku akan melakukannya” ujar DaeRa oppa. Semangat sekali sih dia. Apa dia lupa kalau ini hanya berpura-pura?

“Neulhyo-a, kalau begitu aku tinggal dulu. Aku harus melanjutkan pekerjaanku didalam” ujar Ny.Han sembari masuk kedalam rumah yang sangat besar ini.

“Neulhyo-a.. jeongmal gamsahamnida..” ujar DaeRa oppa sambil tersenyum bahagia setelah Ny.Han pergi.

DEG!

Sial!! DaeRa oppa. Jangan kau tunjukkan senyummu itu. Jebaal~

“aa.. ne. araseo..” ujarku membalas senyumnya singkat.

“mau berkeliling rumah? Aku akan menunjukkan sesuatu untukmu” kata DaeRa oppa sambil berdiri.

“apa?” tanyaku.

“sudahlah, ppali deureowa” ajaknya.

Aku berdiri dari tempat duduk dan mengikutinya dari belakang. Rumah ini sangat besar. Bahkan mungkin dua kali lipat dari rumahku.

“oppa, neon abeoji, odiseo?” tanyaku.

“aa.. beliau sedang dinas di New York bersama hyungku. Mungkin minggu depan baru kembali kemari” ujarnya sambil tetap tersenyum.

“oh, araseo. Jadi kau sekarang hanya bersama Ny.Han saja?” tanyaku.

“yah, seperti yang kau lihat sekarang” kata DaeRa oppa lagi.

“sebenarnya, kita kemana?” tanyaku bingung. Karena daritadi kami berjalan dan belum sampai tujuan.

“neo! Kita sudah sampai. Kau kenakan saja sandal ini untuk alas kaki” ujarnya sambil menyerahkan sepasang sandal berwarna biru tua padaku.

“YA~ ini indah sekali, oppa!” teriakku histeris saat membuka pintu kaca buram yang besar dibelakang rumah itu.

“eotte?” tanyanya meminta pendapatku.

“neomu yeppeoda~” ujarku masih terpesona. Ternyata dibelakang rumah yang super besar ini terdapat ladang bunga yang sangat luas. Dan tentunya terawat dengan baik. Benar-benar indah~

“ne, geure. ini adalah hasil kerja keras eommaku. Dia sangat ulet dan rajin merawatnya setiap hari.” Kata DaeRa oppa memberikan penjelasan.

aku berjalan menelusuri jalan kecil yang disediakan diantara taman bunga itu. Benar-benar nyaman berada disini.

“neulhyo-a. chamkamman gidarigaesseo.. ada sesuatu yang mau kuambil” kata DaeRa oppa lagi. Aku tak menghiraukan ucapannya dan tetap mengamati bunga-bunga didepanku ini.

Beberapa saat kemudian…

“ya! Neulhyo-a..” panggil DaeRa oppa diambang pintu.

“ne??” ujarku sambil sedikit mengeraskan suara karena jarak kami agak jauh.

“kemarilah~ aku ingin mengambil beberapa buah foto” ajaknya.

Lalu aku berjalan kearah DaeRa oppa. Eh? Itu kan Kamee-chan~

“fotoku lagi?” tanyaku padanya.

“ne~ karena aku sangat menyukai obyek foto sepertimu. Dan taman bunga ini, kurasa sangat cocok dengan image mu” ujarnya sambil tersenyum.

“tapi kali ini kau ikut foto juga, oppa” kataku.

“hah?”

_NeulHyo’s POV end_

­---------------------------------------

_Author’s POV_

Mereka berdua mengambil beberapa shot foto. Dan tak terasa hari sudah sore.
Sesuai janji, DaeRa mengantarkan Neulhyo pulang kerumah…

_Author’s POV end_

------------------------------------

_DaeRa’s POV_

“neulhyo-a, gomawo untuk hari ini” ujarku tulus. Kami berdua sekarang sedang berada didalam mobilku. Dan sekarang kami sedang perjalanan menuju rumah Neulhyo.

“ah? Ne, cheonmaneyo oppa” katanya sambil menoleh kearahku.

Aku yang sedang menyetir mobil, merogoh sesuatu dari celanaku. Setelah benda itu kutemukan, aku memberikannya kepada Neulhyo.

“ini untukmu” ujarku sambil terus menghadap kedepan.

“hah?” dia menerima benda itu dengan kaget.

“itu dari eommaku. Katanya itu akan menjadi sangat cocok bila kau yang memakainya” jelasku padanya.

“oh, ne.. gomawo oppa. Sampaikan terimakasihku untuk Ny.Han juga” uajrnya. Sekilas kulirik Neulhyo yang sedang menimang sepasang penjepit rambut berbentuk kelinci putih yang lucu itu.

“joha” ujarku sambil tersenyum simpul.

_DaeRa’s POV end_
-------------------------------------

@Hanyang University dua hari setelah itu.

_NeulHyo’s POV_

“yoboseyo?” ujarku pada DaeRa oppa. Tumben dia telepon?

“neulhyo-a, kau sekarang dimana?” tanyanya.

“kampus. Wae?” tanyaku balik.

“aniyeo. Apa kau sudah pulang sekarang? Aku disuruh eomma untuk mengajakmu makan siang di café Byeolhayan” katanya.

“mwo? Jigeum?” tanyaku.

“ne. aku sekarang dijalan untuk menjemputmu.” Ujarnya lagi.

Ugh~ aku lupa kalau sekarang aku masih berpura-pura menjadi yeojachingu DaeRa oppa…

“yoboseyo? neulhyo-a?” kata DaeRa oppa. Karena aku terlalu lama menjawab teleponnya.

a.. ne, oppa. Baiklah, kabari aku jika sudah sampai.” Ujarku pada akhirnya.

“baiklah, annyeong” salamnya.

“ne, annyeong” balasku.

_Neulhyo’s POV end_

----------------------------

_DaeRa’s POV_

Aku mematikan sambugan telepon dengan yeojachingu amatiranku. Ya, kami memang berpura-pura menjalin sebuah hubungan ini Karena keinginanku membatalkan pertunangan dengan SoHyun. Tapi, dua hari terakhir aku baru menyadari sesuatu yang besar.

Aku mulai menyukai yeoja itu. Ya, aku mulai menyukai Neulhyo karena kejadian tiga hari lalu.

“hhh…” desahku pelan. Di jok belakang ada eomma. Kulihat beliau sangat antusias dengan acara kali ini.

Kemudian mobilku memasuki area Hanyang university. Lalu aku memberhentikan mobilku untuk menelepon Neulhyo kembali…

_DaeRa’s POV end_

---------

_Neulhyo’s POV_

~~geudaeneun darling bamhaneul byeolbitboda areumdawoyo.. nae maeum sok gipeun goseseo banjjakgeorineun namanui sarang bit….~~

Aku mengambil ponsel yang kuletakkan didalam tas kuliahku. Itu pasti DaeRa oppa. Cepat sekali dia sampai di universitas Hanyang ini. Batinku.

“yoboseyo?” ujarku pada seberang telepon.

“ne, kau dimana Neulhyo-a?” ujar DaeRa oppa.

“eum, aku sedang dikantin.” Jawabku.

“oh, joha.. aku akan kesana. Kau tetap disana ya” katanya lagi.

“Ne oppa..” ujarku. Lalu sambungan telepon dimatikan dan aku duduk di salah satu kursi disana.

_Neulhyo’s POV end_


_DaeRa’s POV_

Aku berjalan menuju kantin yang tak terlalu ramai ini. Setidaknya tidak seramai saat ada pameran dua hari silam.

Tak sulit untuk menemukan sosok yeoja yang akan aku temui disini. Aku bertaruh dia pasti menempati tempat duduk yang menjadi pertemuan kami dua hari yang lalu. Dan tebakanku benar!

Yeoja itu sedang duduk dan sambil menimang ponselnya. Dengan sedikit berjingkat aku mendekati tempat itu. Lalu aku menutup mata NeulHyo dari arah belakang menggunakan kedua tanganku.

“ya~ nu.. nuguya? Oppa?” dia menggenggam tanganku dan berusaha untuk melepaskan keduanya.

Lalu dengan perlahan aku melepaskan tanganku di wajahnya itu. “annyeong, jagiya!” sapaku ramah.

_DaeRa’s POV end_


_Neulhyo’s POV_

“annyeong, jagiya!” sapa namja yang nyatanya benar DaeRa oppa.

Aku menoleh kearah belakang. “ya~ kau sudah datang.” Ujarku. Entah kenapa, selama dua hari terakhir ini aku benar-benar merindukan wajah yang sangat meneduhkan itu.

“ne! kau rindu padaku?” tanyanya.

“niga neomu bogoshipeo.” Ujarku singkat. Tapi berhasil menumbuhkan senyum maut yang dimiliki oleh DaeRa oppa itu. Ugh, serangan telak.

“hmm.. kalau begitu, kajja. Kita berangkat sekarang saja. Eommaku sudah menunggu. Dan hei, kau memakai penjepit rambut itu?” ajaknya. Dia melihat jepit rambut yang kukenakan di atas rambutku. Lagi-lagi hari ini aku mengurai rambutku ini. Tanpa kukuncit satu seperti dua hari silam.

Hari ini aku sedang mengenakan pakaian bernuansa putih-kuning. Dari atas, aku mengenakan dress putih tanpa lengan berukuran sepuluh senti diatas lutut dan kupadukan dengan syal berwarna kuning muda dileher. Dan aku mengenakan celana jeans sebatas lutut dan sepatu converse berwarna senada.

“ne, waeyo? Tak cocokkah?” tanyaku. Aku berdiri dari tempat dudukku.

DaeRa oppa menggeleng pelan. “ah, aniyeo. Sangat cocok. Neomu yeppeo” ujarnya. Dia menggamit lenganku dan mengisyaratkan untuk segera bergegas.

Aku tak menjawab apa-apa. Kuikuti langkah DaeRa oppa sampai di mobil. Dan aku melihat Ny.Han sudah duduk manis dikursi belakang mobil berwarna black pearl itu.

“annyeong haseyo, Ny.Han” salamku setelah berada didalam mobil.

“annyeong, jagi~ wah, kau nampak cantik hari ini.” Pujinya.

“ah, Ny.Han bisa saja.” Kataku merendah.

“ladies, are you ready?” Tanya DaeRa oppa disampingku. Dilanjutkan dengan anggukan dariku dan Ny.Han mantap.

Mobil ini mulai melaju meninggalkan area kampus Hanyang university. Sebenarnya letak café yang disebutkan oleh DaeRa oppa tadi di telepon tak terlalu jauh dari kampus.

Sepuluh menit kurang mobil kami sudah sampai di area parkir Café Byeolhayan. Lalu kami keluar dari mobil. DaeRa oppa tetap menggandeng tanganku sampai kami masuk kedalam café. Setelah itu, kami menempati kursi yang terletak di samping kanan. Dekat dengan jendela.

“annyeong. Selamat datang di café kami. Hari ini menu special yang kami tawarkan adalah bla bla bla…” ujar pelayan café itu pada kami.

Aku mengambil tempat duduk di samping DaeRa oppa sedangkan Ny. Han berada tepat didepanku. Setelah semuanya menyebutkan pesanan makanan masing-masing, pelayan itu pergi.

_NeuHyo’s POV end_


_Ny.Han’s POV_

Menyenangkan sekali bisa melihat DaeRa memiliki seorang pacar yang sangat cantik. Bahkan menurutku dia lebih santun dibandingkan SoHyun. Semoga aku tak salah memilih NeulHyo untuk mendampingi DaeRa.

Aku masih ingat saat dua hari silam sebelum DaeRa akan mengantarkan Neulhyo kembali kerumahnya.

--Flashback--

“eomma, aku boleh masuk? Ada yang ingin kutanyakan” Tanya DaeRa sambil mengetuk kamar.

“ne, jagi. Ada apa?” aku membukakan pintu.

“eomma, menurut eomma mana yang lebih bagus? Penjepit rambut berbentuk kelinci ini atau yang berbentuk bunga?” tanyanya sambil menunjukkan dua penjepit rambut yang disebutkannya itu.

“hmm... itu terserah kamu, jagi. Pikirkan mana yang cocok untuk Yeojachingumu itu?” ujarku.

“sepertinya dia cocok memakai yang kelinci.” Ujarnya.

“ya, berarti kau berikan saja yang kelinci itu. Kau akan mengantarkannya pulang?” tanyaku.

“ne, eomma. Ini sudah hampir gelap” jawabnya.

“baiklah, hati-hati dijalan”

“ne, eomma. Arasseo” ujarnya sambil tersenyum. Lalu DaeRa bergegas menemui yeojanya itu.

--Flashback end--

Dari cara DaeRa memperhatikan dan memberikan Neulhyo hadiah dihari pertama mereka jadian, aku tahu anak itu sangat tulus mencintainya.

“neulhyo-a, kau cocok memakai penjepit rambut itu” ujarku pada gadis didepanku ini.

“a.. gomawo Ny.Han, pemberian anda ini sangat bagus.” Ujarnya. Keningku berkerut.

“hei, Itu bukan pemberian dariku. DaeRa lah yang membeli dan memilihkannya untukmu” ujarku.

“jadi, ini bukan dari Ny.Han?” Tanya NeulHyo. Sama bingungnya denganku.

_Ny.Han’s POV end_


_Neulhyo’s POV_

“jadi, ini bukan dari Ny.Han?” tanyaku.

“aniyeo. Tanyakan saja pada namjamu itu. Oh, iya. Aku pamit ke kamar mandi dulu ya. Sebentar” ijin Ny.Han pada kami. Aku hanya mengangguk.

Setelah Ny.Han meninggalkan meja..

“oppa, jadi penjepit ini dari kamu? Bukan dari ibumu?” tanyaku pada DaeRa oppa.

Sepertinya dia bingung akan menjawab apa. “emm.. ne” ujarnya gugup.

“kenapa kau tak mengatakannya? Dan mengaku bahwa itu dari Ny.Han?” tanyaku penasaran.

Wajahnya terlihat semakin bingung. “karena.. itu karena.. kau tak akan tahu kalau itu dariku.” Setelah mengucapkan itu, dia menundukkan kepala.

Beberapa saat kemudian, dia menoleh kearahku. “NeulHyo-a, aku ingin kau menjadi Yeojachinguku yang sebenarnya” lanjutnya.

DEG~

Tiba-tiba mukaku memerah. Apakah itu berarti, DaeRa oppa memang menyukaiku?

“oppa.. suka padaku? Sejak kapan?” tanyaku pada DaeRa oppa.

“sejak kau menepis tanganku dengan kasar saat aku ingin membantumu berdiri setelah kita bertabrakan. Sejak kau meminta untuk memberikan tempat duduk dikantin yang penuh sesak itu. Sejak kau datang kerumahku” Jelasnya. Matanya menerawang mengingat-ingat apa saja yang terjadi dua hari yang lalu.

“oh..” aku hanya merespon seperti itu. Karena tak tahu apa yang akan kukatakan.

“mianhae, mungkin ini terlalu cepat. Kita masih baru saja bertemu. Seharusnya aku tak mengucapkan hal ini” ujar namja disampingku ini dengan wajah menyesal.

Aku menggeleng cepat. “aniyeo. Perasaan itu bisa datang kapan saja kok. Pada siapa saja. Bahkan perasaan suka itu bisa lebih cepat datangnya dari yang dijelaskan oleh oppa tadi. Seperti perasaanku ini” kulirihkan suaraku. Walaupun aku yakin dengan sangat, DaeRa oppa pasti masih bisa mendengarku.

“so …?” ugh, orang ini selalu berhasil membuatku gugup seratus persen.

“aku juga menyukaimu” kataku akhirnya.

“nde?” tanyanya.

“apa aku harus mengucapkannya lagi?” kataku.

“ne, ucapkan lagi. Aku tak mendengarkan tadi” ujar DaeRa oppa.

“saranghaeyo, oppa~” ujarku dengan suara agak dikeraskan. Tapi tak sampai terdengar oleh orang lain di café ini.

“hmm.. ya ya, aku tahu kok” katanya sambil tersenyum licik.

“ya! Kau menipuku.. ugh. Dasar~” kataku sebal. Aku menggembungkan pipiku.

“haha.. tak apa. Asal kau sekarang sudah menjadi Yeojachinguku. Dan ini bukan amatiran.” katanya sambil tersenyum.

Aku tak sengaja melihat senyumannya itu. Lalu kualihkan pandanganku dengan segera. “ne.. joha.” Ujarku singkat.

Sepertinya DaeRa oppa tak suka aku mengalihkan wajah seperti itu. “jagi..” panggilnya. Dia menggenggam pundakku dan membaliknya. Sehingga sekarang aku dan Daera oppa saling berhadapan.

Tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Dan semakin lama semakin dekat. Aku hanya bisa menutup mata. Akhirnya bibirku bertemu dengan bibir Daera oppa. Dia memberiku kisseu hangat dari bibir lembutnya itu.

Tak lama kemudian kami menyudahi acara itu karena sadar sekarang berada di tempat umum.

“ya! dasar oppa genit!” ujarku padanya. Masih percaya tidak percaya kami baru saja berciuman disini.

“hahaha.. saranghaeyo, jagiya~” dia menjulurkan lidah sambil mengacak-acak rambutku.

Arasseo, nado saranghae..

---FIN---

FF oneshot - is your love, plus my love, supa luv (1st part)

Title                : Is your love? Plus my love, supa luv.. (1st part)
Author            : Syifa Nur Afifah a.k.a Ahn Neulhyo
Genre             : Romance
Rating             : G
Length            : 2shot
Main Casts     : Ahn NeulHyo, Han DaeRa <<DaeHyo couple (hahaha)>>

Author’s Note : annyeong, mau bikin FF tapi buat iseng-iseng saja. Semoga bermanfaat dan bisa menambah inspirasi readers.. huahahaha… (evil laugh) #abaikan

Oke. Bagi yang keberatan ditag, boleh minta remove kok. Bagi yang udah baca, jangan cuma like aja. Kasi komentar yah. Biar author tau FFnya aneh atau gimana..
Gomawoo..
Happy reading..
------------------

~~La La La La La Tell me that u love me, too..
deo chaja bwatja ireon nyeoseok eobseo..
I got that Supa luv that Supa luv..
She want my Supa luv my supa luv~~

------------------------

_NeulHyo’s POV_


“aigoo..” aku melirik jam tangan yang aku kenakan. Sudah setengah jam penuh aku berdiri di depan pameran umum foto dan lukisan yang diadakan besar-besaran di universitas hanyang ini.

~~geudaeneun darling bamhaneul byeolbitboda areumdawoyo.. nae maeum sok gipeun goseseo banjjakgeorineun namanui sarang bit….~~

Ponselku berbunyi di saku celana. Lalu aku mengambil ponsel itu dan melihat siapa yang menelepon.

---MinHyun^^;;;

Dengan cepat aku menekan tombol hijau yang ada di ponselku itu.

“YA~!! EODISSNEUNGEOYA??” teriakku. Beberapa orang yang lewat menoleh heran (sekaligus kaget) kepadaku. Aku tak menghiraukannya.

“mi.. mianhae~ jeongmal mianhaaee~~~ aku tak jadi ikut kesana..” ujarnya.

“wae geurae?” tanyaku.

“hhh.. nae namdongsaengi.. sedang dirawat di rumah sakit, dia terkena gejala typus. Aku harus menjaganya selagi menunggu appa dan eomma pulang dari Tokyo.” Jawabnya dengan nada bersalah.

Mau tak mau aku tak tega juga, “ne, joha.. kalau begitu aku masuk duluan. Nanti aku akan menjenguk adikmu. Dia di incheon?” tanyaku.

“mm! ne.. selamat bersenang-senang. Sebenarnya aku ingin sekali ikut..” katanya.

“baiklah, mungkin lain kali. Atau kau buat saja pameranmu sendiri di rumah sakit. Hahaha..” candaku.

“ya! Apa itu adalah ejekan? Kau tahu aku tak bisa membuat potret yang bagus apalagi menggambar.. yasudahlah, have a nice day, annyeong~”

“ne”

Setelah itu aku memasukkan kembali ponselku kedalam saku celana. Hari ini aku mengenakan baju harajuku style berwarna putih lengan panjang dengan slayer berwarna orange tua dibagian atas dan aku pakai sweater tanpa lengan berwarna merah bata untuk bagian luarnya. Dan bawahan celana jeans panjang yang aku sempurnakan dengan sepatu converse berwarna kuning. Benar-benar style yang ramai. Rambut hitamku yang pendek kuikat dengan model kuncir satu seperti gaya rambut lee hongki di drama you’re beautiful.

Dengan mantap kulangkahkan kaki menuju dalam pameran. Area pameran ini sebenarnya adalah area indoor yang biasa digunakan untuk berlatih cheerleaders atau taekwondo. Karena tempat ini lumayan luas.

Setelah aku memberikan tiket masuk, aku mulai melihat-lihat foto yang terpajang disana. Mulai dari gambar potret anak-anak sedang bermain batu gunting kertas, sampai ke bagian sepeda tua yang dipotret. Entah aku sudah tak pernah melihat sepeda tua itu lagi. Hebat sekali fotografer itu sampai-sampai bisa menemukan objek yang bernilai jual tinggi dan dengan objek yang langka. Dibagian samping area foto, ada pula lukisan-lukisan yang dibuat oleh club seni lukis. Dengar-dengar, pelatihnya pun bukan sembarangan, dia didatangkan khusus dari eropa untuk mengajar di universitas ini.

Kulangkahkan kaki menuju lukisan-lukisan lain. Didaerah sini, sepi. Hanya aku dan seorang namja yang sedang mengamati dengan seksama lukisan didepannya. Dilehernya terkalungkan sebuah kamera yang sudah canggih (dan sepertinya harganya melebihi harga sebuah sepeda motor). Aku tak menghiraukan namja itu dan tetap melanjutkan acaraku sendiri. Sampai sampai…

BRUKK…~!!!

Tubuh kami bertarakan dari arah yang berlawanan. Karena tubuhku jauh lebih kecil dari dia, aku oleng dan terjatuh.

“YA~!” bentakku. Sambil memegangi pinggangku yang sakit sesampai di daratan.

“mianhaeyo.. gwenchana?” Tanya namja itu. Sembari mengulurkan tangannya padaku untuk membantuku berdiri.

“aniyo! Aku bisa berdiri sendiri.” Aku menepis tangan itu kasar.

Namja itu menurunkan tangannya. Aku mencoba untuk berdiri, setelah berhasil berdiri dengan kedua kakiku, tiba tiba aku kembali oleng. Badanku sudah hampir ambruk. Kupejamkan mata dengan keras. Berharap ada keajaiban datang. Kemudian, kubuka mata dengan perlahan, ternyata aku tidak berada dibawah lantai. Melainkan berada dipelukan namja itu~

Untuk beberapa saat mata kami bertemu.


…..

…..

Setelah aku sadar dan aku masih berada di pelukan namja itu, aku merasakan mukaku sangat merah karena malu. Dia membantuku berdiri dan aku mengibaskan celana bagian belakangku yang kotor.

“thanks.” Ujarku. Tanpa melihatnya sedikitpun.

“never mind. Geundae, hati-hati saja kalo’ jalan. Kau hampir saja menabrak kamee-chan” ujarnya.

Aku menoleh dan alisku terangkat. Bingung. “kamee-chan? Nugu?” tanyaku.

Dia tak menjawab. Hanya menunjuk kamera yang terkalungkan dilehernya. Aku mengangguk mengerti. “mianhae..” ujarku singkat.

Namja itu hanya mengangguk pelan. Lalu kami melanjutkan aktivitas masing-masing kembali.

----------------------

Setelah satu jam penuh berkeliling di pameran, aku keluar dari area itu. Kurasakan perut ini sudah meronta-ronta minta makan. Kulangkahkan kakiku menuju kantin yang jaraknya tak terlalu auh dari area pameran ini.

@kantin

“ahjumma, aku pesan sepiring tteokbokki dan ice lemon tea ya” ujarku pada penjual di kantin itu.

“joha,” jawabnya.

Tak lama kemudian, makanan itu diberikan padaku. Lalu aku membalikkan badan untuk mencari tempat duduk.

“aish~ kenapa tempat ini ramai sekali?” desahku pelan.

Lalu aku melihat di pojok kantin ada sebuah kursi yang kosong hanya ada seorang namja yang sedang menikmati makanannya juga. Baiklah, aku akan kesana. Kuharap namja itu tak keberatan jika aku menumpang.

Kulangkahkan kaki menuju kursi itu. “chogi, apa aku boleh menempati kursi ini? Karena kantin ini sudah pen…”

Namja itu mendongakkan wajahnya. Aku tertegun. Dia namja yang ada di pameran tadi!

“neo..” ujarku pada namja itu.

“ah~ kajja, duduk saja” ujarnya sambil tersenyum. Eh? Dia senyum?

“go.. gomawo..” lalu aku duduk di kursi depannya. Aku melihat Kamee-chan yang katanya nama kameranya itu tergeletak diatas meja.

Namja itu melanjutkan acara makannya. Kulihat, menunya sama denganku. Sepiring tteokbokki dan segelas lemon tea. Aku melihatnya dengan seksama.

Karena merasa diperhatikan, namja itu menghentikan acara makannya. “wae? Apakah ada sesuatu diwajahku?” dia mengusap-usap pipinya berusaha mencari sesuatu yang  dia kira menempel di wajahnya itu.

“ahaha.. aniyeo. Aku tak pernah melihatmu sebelumnya. Kau bukan mahasiswa sini?” tanyaku sambil memulai menyantap tteokbokki didepanku.

“geure, aku dari Inha. Choeneun Han DaeRa Imnida. Neon, nuguya?” tanyanya.

“jinjja? Choeneun NeulHyo imnida. Ahn NeulHyo” ujarku.

Dia mengangguk mengerti “tapi aku kadang mampir kesini untuk merasakan enaknya tteokbokki Hanyang yang terkenal ini” aku hanya mengangguk setuju, dan melanjutkan acara makan-makan. Setelah limabelas menit berlalu, piring yang berada di depan kami sudah kosong semua.

“darimana kau tahu kalau diadakan pameran disini?” tanyaku padanya.

“cho sam. Nae seongsaengnim. Dia salah satu fotografer di pameran tadi. Kau lihat kan, ada sebuah lukisan sepeda tua disana tadi? Itu hasil potretannya.” Katanya.

Aku mengangguk mengerti. “aa.. arasseo. kau juga fotografer?” tanyaku.

“ne, tentu saja.” Lalu dia mengambil Kamee-chan. Dan mengutak-atiknya. Jujur saja, aku tak tahu sama sekali dengan dunia fotografi. Aku hanya suka melihat foto hasil potretan orang.

DaeRa mendekatkan kameranya itu kewajahnya. “hana, tul, set. Kimchi~!” ckrek~

Aku yang sedang melamun, kaget tiba-tiba namja didepanku ini mengambil foto diriku.

“ya!” ujarku sedikit membentak.

“waeyo? Fotomu ini bagus. Sangat natural. Boleh kusimpan?” tanyanya.

“mwo? Aigo! aniyeo.. cepat hapus foto tadi..!” ujarku dengan nada memaksa.

“eobseoyo..” katanya dengan menggoyangkan jari telunjuknya didepanku.

“ya! Neo sarami~ ppali.. kalau tidak, biarkan aku yang menghapusnya” aku hendak mengambil kamera itu. Sayangnya dia langsung menutupi kameranya dibawah meja dengan kedua tangannya. Lagipula meja ini terlalu jauh. Aku tak dapat menjangkaunya.

“sudahlah, lagipula foto ini kan hanya satu. Aku janji tak akan mempublikasikannya. Geokjeongma.” Ujarnya menenangkanku.

“hh..” desahku. Aku menggembungkan pipiku. Memang ini menjadi kebiasaanku jika sedang kesal.

Dia meletakkan Kamee-chan diatas meja. Anehnya, aku tak berusaha untuk mengambilnya apalagi menghapus foto itu. Lalu dia bersendekap diatas meja dan meletakkan kepalanya diatas kedua tangannya. Wajahnya melihat kearahku.

“ya! mworago?” alisku terangkat.

“aniyo. Wajahmu lucu saat seperti itu.” Ujarnya sambil tersenyum. Lagi.

Tiba-tiba wajahku menjadi merah. Uwaaaa… kenapa aku jadi seperti ini? NeulHyo-aa.. ige mwoya?

“NeulHyo-ssi, boleh aku meminjam ponselmu?” Tanya DaeRa lagi. Dia mengangkat kepalanya seperti semula.

“ha? Untuk apa?” tanyaku heran. Aneh sekali, kamera yang harganya melebihi harga sebuah sepeda motor saja punya. Masa’ ponsel saja tidak punya? Batinku.

“ada deh. Ppali..” ujarnya.

Akhirnya aku menurut dan mengambil ponselku yang ada di saku celana. Saat kuberikan ponsel itu, tangan satunya merogoh sesuatu di saku celana jeansnya. Ternyata yang diambil adalah sebuah ponsel.. yang sangat mirip dengan milikku.

“ya! Bukankah kau mempunyai ponsel sendiri? Kembalikan ponselku!” pintaku.

Dia tidak menghiraukan perkataanku. Sial. Mau apa dia dengan dua ponsel di tangannya itu?

~~geudaeneun darling bamhaneul byeolbitboda areumdawoyo.. nae maeum sok gipeun goseseo banjjakgeorineun namanui sarang bit….~~

Suara ringtone CN Blue – love light mengalun dari ponselku. Berarti ada yang menelepon keponselku itu.

“ya! Kau apakan ponselku itu?” ujarku kembali.

“aniyeo.. geundae, ternyata selera musik kita sama ya. Kau suka grup band CN Blue?” tanyanya tiba-tiba.

Mendengar band kesayanganku itu disebut sebut, aku langsung mengangguk. “jinjja? Kau suka cn blue juga, DaeRa-ssi?” tanyaku kaget.

“nih, ponselmu kukembalikan.” Ujarnya sambil memberikan ponselku. “sekarang, coba kau miscall nomor yang baru kuberi. Itu nomorku.” Ujarnya.

Aku melihat sederet nomor yang asing. “joha..” ujarku. Lalu kupencet tombol hijau untuk memanggil.

~~Tell me why why why neoman wonhago ittjanha… No bye bye bye keureon seulpeun mareun hajima… I can try try try dashi doraondamyun… You know I want get get get your love~~

DaeRa menunjukkan layar ponselnya yang berbunyi. Ya, dia tidak berbohong. senyuman kecil tersungging dibibirku.

“aku suka sekali lagu ini” Kata DaeRa.

Aku mengangguk setuju. “ne, nado joha. Aku mulai suka cn blue gara-gara I’m aloner” ujarku.

“lagu-lagu mereka bagus. Aku juga suka yang tattoo dan sweet holiday. Mereka berempat memang sudah bagus mulai dari debut” ujarnya.

“haha.. banget.. oh ya, umurmu berapa, DaeRa-ssi?” tanyaku.

Dia berpikir sejenak dan berkata. “20. waeyo?” ujarnya.

“hah? a.. aniyo.. apakah aku seharusnya memanggilmu oppa? Aku dua tahun lebih muda dapada dirimu. Tapi tiga bulan lagi usiaku genap 19” kataku.

“hahahahahhaha… nde? Baiklah. Tapi, kau semester dua kan sekarang?” tanyanya.

“ne. geure. Aku masuk akselerasi saat di SMA. Jadi sekarang aku magnae dikelas.” Ujarku.

~~Tell me why why why neoman wonhago ittjanha… No bye bye bye keureon seulpeun mareun hajima… I can try try try dashi doraondamyun… You know I want get get get your love~~

Suara ponsel DaeRa yang sekarang kupanggil oppa berbunyi lagi. Ekspresi kaget terlihat saat melihat siapa yang meneleponnya. “chamkammanneyo” ujarnya padaku.

“yoboseyo?” ujarnya.

“aa,, ne, eomma. Aku sedang makan siang sekarang.”

“nde? aniyeo.”

“mwo? Aigoo. Bisakah yeoja itu berhenti berkunjung kerumah?”

“aish.. bukan itu maksudku, eomma..”

“baiklah. Aku akan kesana.”

“ne”

Lalu dia menutup ponselnya dan memasukkannya kedalam saku celana.

“nugu?” ujarku.

“nae eomma. Dia menyuruhku untuk pulang. Huh.” Katanya kesal.

“arasseo. Turuti saja. Dia kan eomma mu, oppa” ujarku mengingatkan.

“ya. Aku tahu itu. Geundae, aku malas mengunjungi calon tunanganku.” Katanya.

Mataku terbelalak mendegar ucapannya. “nde?” ujarku tak percaya.

“ya! Jangan kira aku setuju dengan acara pertunangan ini. aku dipaksa oleh eomma dan aku sama sekali tak pernah menyukai yeoja itu.” Katanya.

Aku mengangguk. Tunangan di usia 20? Wah.

“wae?” tanyaku.

“huh. Dia masih SMA. Dan dia empat tahun dibawahku.” Ujarnya.

“mwo?” lagi-lagi aku hanya bisa terbelalak mendengarkan ucapannya. Berarti dia masih kelas 1 SMA.

“Neulhyo-a, apa kau mau membantuku untuk membatalkan acara pertunangan ini?” ujarnya tiba-tiba.

“nde? Kenapa aku?” tanyaku kaget.

“aku tak tahu mau meminta bentuan kepada siapa lagi. Karena aku masih belum siap dengan pertunangan ini. jebal, bantu aku” katanya.

“apa yang harus kulakukan?” tanyaku tiba-tiba. Tak tega juga akhirnya.

“kau berpura-puralah menjadi yeojachinguku” katanya.

“mwo? Eobseoyo! Tak adakah cara lain?” kataku menolak.

“eobseo. Dengan cara ini saja, eomma bisa membatalkan tunangan ini. Ayolah, aku belum siap untuk bertunangan dengan yeoja itu.” Katanya dengan memelas.

Aku menghela nafas. “hh.. baiklah, aku mau membantumu.” Kataku akhirnya.


_Neulhyo’s POV end_

--------

_DaeRa’s POV_

Aku melihat dia menghela nafas. Semoga dia mau.

“hh.. baiklah, aku mau membantumu.” Katanya.

Sebuah senyuman tersungging dari wajahku. “jinjja? Gomawo, Neulhyo-ssi” ujarku.

Lalu aku mengambil ponsel yang ada disaku celana. Dan aku menghubungi eomma lagi.

“mm.. yoboseyo, eomma” ujarku bersemangat.

“ne? yoboseyo? Ada apa, jagi?” Tanya eomma.

“ani, eumm.. aku sudah memiliki yeojachigu sekarang. Jadi aku mohon eomma membatalkan pertunangan itu” ujarku to the point.

“hah? Jeongmal? Kau kan baru saja bilang kemarin kalau kau belum punya calon” ujar eomma. Iya sih, memang aku belum punya.

“ne, geure. Tapi aku sekarang sudah memiliki yeojachigu. Aku tak mau dijodohkan dengan yeoja itu” kataku lagi untuk memastikan.

“aku ingin bertemu dengan yeojachingu-mu itu. Kau sekarang bersamanya?” Tanya eomma.

“ne.” ujarku singkat.

“joha. Bawa dia kerumah dan kenalkan pada eomma.” Perintah eomma.

“emm.. ba.. baiklah, eomma” ujarku akhirnya.

“ne. aku tunggu dirumah. Annyeong jagi” salam eomma.

“ne” balasku.

Lalu aku mematikan sambungan telepon dan meletakkannya diatas meja.

Yeoja didepanku ini melihatku dengan antusias. Ingin mendengar penjelasanku tentang obrolanku dengan eomma ditelepon barusan. Aku tak menjelaskan apapun padanya, dan hanya melihatnya balik.

“mwo?” ujarnya ketus.

“aniyeo. Ayo kita pergi” ajakku.

“hah? Kemana?” tanyanya bingung.

Aku mengambil kamee-chan dan mengalungkannya kembali dileher. Lalu memasukkan ponselku kecelana.

“ah, kerumahku.” Ujarku santai.

_DaeRa’s POV end_

------------------

_NeulHyo’s POV_

Aku melihat namja di depanku ini mengalungkan kamee-chan kembali kelehernya. Dan memasukkan ponsel miliknya itu kedalam celana.

“ah, kerumahku.” Ujarnya.

“ha? Mwo??” aku terbelalak-untuk kesekian kalinya-pada DaeRa oppa.

Dia melihatku santai. “wae? Ayo kita kerumahku. Apa kurang jelas?” ujarnya.

“untuk apa?” tanyaku lagi.

“eomma ku ingin bertemu denganmu”

“secepat itukah?” tanyaku sambil mengangkat sebelah alis.

“kau bilang kau mau membantuku. Kajja!” ajaknya. Dia berdiri dari kursi.

“i.. iya sih. Tapi nanti aku pulangnya bagaimana?” tanyaku lagi.

“sudahlah, kau hubungi saja orang tuamu. Nanti aku yang akan mengantarmu pulang. Sekarang kita kemobil” ajaknya. DaeRa oppa menjulurkan tangannya.

“ne, joha.” Aku menerima uluran tangannya itu dan berdiri.

Sejenak DaeRa oppa kaget karena aku mau menerima uluran tangannya itu. “nde?” tanyaku lagi.

“ah, aniyeo. Kajja jagiya! Hahahaha..” ujarnya sambil tertawa.

“ya! Aish! Mwoya jinjja~” desisku sambil mensejajarkan langakahnya yang terbilang cepat.

DEG!

Aku kenapa nih? Ige mwoya?


--------------------------------------------------------------

 -TBC-